Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Shalat Ekspres

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam senantiasa menjaga shalat sunnah, terutama shalat sunnah sebelum subuh. Menariknya, shalat qabliyah tersebut dikerjakan secara ekspres, lebih singkat dibanding shalat lainnya. Saking singkatnya, Aisyah pernah berkomentar dengan heran, “Apakah beliau di dua rakaat tersebut membaca Alfatihah?” Para ulama berkomentar bahwa kalimat Aisyah hanyalah hiperbola untuk menegaskan betapa ringannya shalat yang Rasulullah dirikan. Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah membaca Al-kafirun dan Al-ikhlas setelah Alfatihah dalam shalat qabliyah Subuh. Rasulullah pernah shalat malam empat rakaat dengan membaca Albaqarah hingga akhir Almaidah, alias enam seperempat juz. Jika lamanya shalat qabliyah Subuh dibandingkan dengan shalat tersebut tentu saja komentar hiperbolis Aisyah terasa pas. Perbedaan durasi shalat sunnah Rasulullah secara implisit menggambarkan keluhuran akal budi beliau shallallahu ‘alahi wa sallam. Tentu tidak bijaksana bila Rasulullah s

Dukun Network

Hindun binti Utbah bin Rabiah berstatus janda ketika menjadi istri Abu Sufyan. Suami sebelumnya menuduh Hindun main gila dengan lelaki lain. Meskipun cekcok keduanya berada dalam lingkup rumah tangga, namun kerena kedua belah pihak adalah anak pemuka besar Quraisy maka masalah ini menjadi kian serius. Tuduhan terhadap Hindun bukan hanya akan ditanggung oleh dirinya sendiri tapi juga keluarga besar Utbah bin Rabiah, pemimpin Quraisy. Kedua belah pihak akhirnya besepakat untuk mencari penengah yang dianggap mumpuni. Pergilah mereka ke Yaman yang begitu jauh dari Makkah, hanya untuk urusan rumah tangga. Di negeri itu mereka menemui dukun bertaraf internasional untuk menerawang Hindun.   Si dukun meramal Hindun, “kelak akan lahir raja darimu!” Weleh. Mendengar ramalan si dukun, suami Hindun yang mulanya   menggugat langsung membalik niat. Hindun yang sudah ilfil menolak mentah-mentah ajakan damai dari suaminya. Ramalan dukun tentang masa depan Hindun terbukti benar. Setelah bercerai, Hind

Politisi

“Ayahku, Umar, lebih baik daripada Muawiyah tetapi Muawiyah lebih pandai memimpin daripada ayah.” (Ibnu Umar bin Khattab) Muawiyah adalah pribadi cerdas, fasih, berwibawa dan gaul. Meski ia termasuk golongan yang masuk Islam setelah pembebasan Makkah namun keberadaannya tidak pernah disepelekan. Ia memiliki semua modal untuk menjadi politisi ulung. Dari masa Abu Bakar hingga Utsman ia dipilih memimpin wilayah Syam. Ketika Amirul Mu’minin, Umar, mengunjungi Damaskus, Muawiyah menyambutnya dengan menaiki kuda disertai arak-arakan manusia. Umar yang hanya menunggang keledai mengomentari Muawiyah, “itu dia kaisarnya orang Arab.” Umar kemudian menanyakan maksud Muawiyah membuat penyambutan seriuh itu. Umar berkata, “Kau yang membuat arak-arakan besar itu?” Muawiyah menjawab enteng, “ya.” Umar berkata, “padahal aku dengar kau bersembunyi dari mereka yang butuh bantuan.” ”Ya,” jawab Muawiyah lagi. Umar heran, “mengapa begitu?” Muawiyah berkata, “kami berada di negeri yang banyak mata-mata mu