Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Unik

Tak kurang dari sembilan setengah juta dirham dikirimkan ke Madinah setelah Perang Qadisiyah.   Jumlah itu tak lebih dari seperlima dari total ghanimah yang didapatkan dari perang tersebut. Harta yang dikirim ke Madinah merupakan alokasi tunjangan penghafal Alquran dan kompensasi bagi pasukan yang datang terlambat. Jumlah selebihnya adalah hak bagi para mujahidin dan penduduk lokal yang membantu mereka. Ketika Ghanimah dibagi-bagi, seorang komandan pasukan meminta jatah lebih dengan mengaku sebagai penghafal Alquran. Saad selaku komandan tertinggi, menguji orang tersebut dengan menyuruhnya membaca ayat-ayat yang ia hafal. Setelah plonga-plongo, orang tersebut ternyata mentok di satu ayat, yaitu bismillahirrahmanirrahim . Gerrr! Seluruh pasukan tertawa dan orang tersebut hanya bisa ingah-ingih tanpa hasil. Era generasi terbaik bukan berarti tanpa celah. Mereka tetap manusia dengan kurang dan lebihnya. Zaman Nabi saja ada orang yang kabur dari shalat berjamaah ketika imam di kampungnya

Tukang Cukur

Abu Hanifah adalah satu dari empat imam fikih bersama Malik bin Annas, Asy-Syafii dan Ahmad bin Hambal. Imam malik menyifatinya sebagai seseorang yang apabila mengatakan tiang kayu sebagai emas, maka ia akan menyampaikan argumen yang menjadikan khalayak menyetujui perkataannya. Akalnya memikat demikian pula tampilan dan wanginya. Abu Hanifah mungkin sudah cerdas sebelum disapih tapi mustahil jadi fakih tanpa jerih. Ia bukan nabi yang dikirimi wahyu, ia manusia yang butuh usaha untuk mendapat ilmu. Kecerdasannya mendorong akalnya tetap terjaga, peka terhadap sumber ilmu beragam rupa. Sumber ilmu Abu Hanifah bukan hanya ulama terkemuka tapi siapa saja yang memiliki hikmah dalam dirinya. “Aku telah berbuat kesalahan dalam lima hal dari manasik haji di Makkah, lalu tukang cukur mengajariku.” Alkisah, sewaktu ia tahallul , seorang tukang cukur menyarankannya agar keluar dari ihram untuk bercukur. Ketika ditanya mengenai bayaran, sang tukang cukur berkata, “Mudah-mudahan Allah memberimu petu