Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Kaget

Selama berabad-abad umat Islam merasa paling hebat di muka bumi. Mereka menganggap dirinya sebagai komunitas dengan peradaban paling maju. Sebelum era Perang Salib, cendikiawan muslim biasa memandang rendah bangsa Eropa, menyebut mereka terbelakang dan jauh dari kemajuan sains. Ibnu Khaldun yang hidup di abad ke-14 pun masih berpendapat seperti itu. Pandangan itu lestari hingga berabad-abad bahkan sisanya masih ada sampai hari ini. Seperti kata Lockdown kepada Optimus Prime dalam “Age of Extinction”, manusia adalah makhluk naif yang menganggap dirinya sebagai pusat semesta. Padahal, ia hanya belum tahu bahwa ada yang melebihi dirinya. Rasa percaya diri komunitas muslim di Mesir goyah ketika negeri itu tiba-tiba diinvasi orang-orang Eropa yang selama ini diremehkan. Tahun 1798, Napoleon yang baru berusia 28 tahun memasuki bekas wilayah kekuasaan Amru bin Ash itu. Empat puluh ribu pasukan mendarat di Aleksandria, menyadarkan kaum muslim bahwa dunia sudah tidak seperti yang mereka pik

Tetap Hidup setelah Mati

Galileo Galilei sang bapak fisikawan modern mungkin terlalu ngebut pandangannya soal semesta. Ibarat orang-orang baru belajar mengeja, dia sudah ngajak bikin prosa. Alhasil, gagasannya tentang tata surya bukannya dipuja malah dikritik dan dihina oleh kebanyakan pemuka agama. Dua abad setelah kematiannya barulah pandangan ilmiahnya mulai diterima para cendikiawan yang lebih terbuka pikirannya . Orang cerdas memang kadang disalahpahami atau paling tidak sulit dimengerti. Pelukis legendaris, Vicent van Gogh dipuja karyanya setelah dirinya mati melawan epilepsi dan depresi. Film-film Bruce Lee baru booming setelah murid Yip Man itu meninggal dunia. Nama Ibnu Khaldun mencuat setelah tiga abad ia wafat. Ibnu khaldun dijuluki sebagai Bapak Sosiologi. Padahal, kata sosiologi baru muncul abad ke-19 sedangkan Ibnu Khaldun hidup di abad ke-14. Seakan-akan Ibnu Khaldun punya pemikiran yang lima abad melampaui masanya. Ibnu Khaldun hidup di era peradaban Islam sedang suram. Wajarlah jika