Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Menguji

Hari ini saya menguji dua puluh proposal penelitian. Delapan belas proposal saya tolak, dua sisanya gagal karena penulisnya tidak hadir. Saya bukan tipikal people pleaser, saya melakukan apa yang menurut saya perlu meskipun orang lain mungkin tak suka. Bagi saya cara terbaik untuk menghargai proposal, skripsi, makalah atau karya mahasiswa yang semisal itu adalah dengan mengujinya dengan serius. Ujian skripsi yang cuma haha-hihi itu penistaan terhadap proses menulis skripsi yang tak mudah dan tak murah. Seharusnya penulis skripsi merasa tersinggung jika tidak diuji secara layak. Saya pernah mengikuti satu wawancara proposal penelitian. Tulisan saya dikuliti habis-habisan. Saya dihujani pertanyaan yang benar-benar membuat saya kliyengan. Sekian menit yang benar-benar membuat saya terlihat bodoh dan memang bodoh. Begitu sesi itu selesai, saya benar-benar merasa bahagia. Saya belajar banyak hal dari pertanyaan-pertanyaan sulit itu, saya tahu perlu belajar apa lagi setelahnya. Dibantai, dih

Kuliah

Saat SMP saya menertawakan teman saya yang bermimpi ingin kuliah. Saya orang kampung yang kampungan. Jangankan kuliah, banyak warga kampung saya yang cuma lulusan SMP. Teman saya bahkan ada yang tidak lulus SD. Filosofi tetangga saya adalah kuliah itu perjudian yang minim peluang menangnya. Bayarnya sudah pasti, hasilnya belum jaminan. Saya baru punya minat kuliah setelah mau lulus SMA. SMA saya cukup ternama, alumninya banyak yang kuliah bahkan ke luar negeri, saya jadi kecipratan motivasi. Saya sebenarnya maju mundur mau daftar kuliah. Guru BK saya begitu antusias memotivasi saya daftar ke ITB atau ITS. Beliau mengira saya pandai fisika lantaran guru fisika pernah memuji saya di awal kelas X. Beliau tidak tahu bahwa setelah pujian itu, dua setengah tahun selanjutnya saya megap-megap jadi siswa paling bodoh di mapel fisika. Ahahaha. Saya yang tahu diri tak mungkin mengikuti saran beliau.  Sekian lama bingung, saya pasrah, ke mana saja tak masalah asalkan kuliah. Sebenarnya saya sudah

Malu

Semingguan ini ramai perbincangan tentang youtuber bercadar yang gemar membikin konten ngajak-ajak orang menutup aurat. Sebenarnya mudah ditebak jika hanya bocah lugu atau orang dewasa yang bego saja yang percaya kontennya benar-benar untuk dakwah. Dengan asumsi ada orang bego yang membaca tulisan ini maka saya akan menjelaskannya dengan murah hati. Pertama, pembuat kontennya memang bercadar tapi hampir semua videonya menampilkan wanita-wanita seksi yang mengumbar aurat tanpa sensor. Dia secara vulgar mengekspos seksisme, judul-judul videonya banyak menggunakan kata-kata bernuansa mesum. Saya kira perlu otak yang memang mesum untuk bisa membuat judul-judul itu. Kedua, tidak perlu ada alasan kedua. Jika alasan pertama tidak bisa dicerna, percuma ada alasan kedua. Patut diduga penyuka video-video dari channel tersebut berasal dari tiga kelompok orang: lugu, bodoh dan mesum. Sangat mungkin video semacam itu sebenarnya diminati orang-orang mesum yang memang ingin melihat mbak-mbak yang die