Langsung ke konten utama

Kalem


Gerombolan penyebar hoaks tiada bosan mem-viral-kan fitnah bahwa Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah orang gila. Bagi penduduk asli Makkah, entah muslim atau kafir, hoaks semacam itu tentu sudah tidak lagi sebab mereka sama-sama tahu track record Rasulullah yang terpuji. Sedari awal hoaks itu mungkin memang tidak ditujukan untuk mengelabui penduduk Makkah melainkan para pelancong yang singgah di kota itu. Islamnya para pelancong lebih menyebalkan bagi gerombolan Abu Jahal sebab hal itu bakal memperluas jangkauan dakwah Islam. Pelancong yang masuk Islam otomatis akan mendakwahkan agama baru itu kepada kaumnya, hal itu tentu saja meresahkan kaum penyembah berhala.

Ketika Dhimad Al-Adiy pergi ke Makkah, ia tak luput dari obrolan trending topic tentang kegilaan Muhammad. Ia terpengaruh juga dengan fitnah itu. Uniknya, bukannya menjauh, Dhimad malah penasaran ingin bertemu Rasulullah karena ternyata dia adalah seorang “dokter spesialis kejiwaan”. Dhimad berujar, “sekiranya aku bertemu lelaki itu (Muhammad), semoga Allah menyembuhkannya dengan perantara diriku.” Makar jahat gerombolannya Abu Jahal malah jadi senjata makan tuan.

Akhirnya Dhimad bertemu Rasulullah, ia berkata, “ya Muhammad, sesungguhnya aku bisa mengobati penyakit gila, dan sungguh Allah menyembuhkan siapa yang Dia kehendaki melalui tanganku.” Dhimad kemudian berujar, “maukah engkau aku obati?” Baiklah! Mari sejenak kita posisikan diri di tempat Rasulullah: didatangi orang asing yang tanpa ba-bi-bu menawari kita terapi kejiwaan. What on earth! Are kidding me? Masya’allah, tentu Rasulullah tidak akan bereaksi seperti kita. Beliau dengan kalem bersabda, “innal hamda lillah, nahmaduhu wa nasta’inuhu wa man yahdihillahu fala mudhillalahu wa man yudhlil fala hadiyalahu.” Kemudian beliau bersyahadat dengan redaksi yang biasa kita dengan dari para khatib saat memulai khotbah Jumat.

Selain sikap yang kalem, narasi Nabi juga bikin adem. Dhimad berulang kali meminta Nabi mengulangi kalimatnya. Dhimad tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Rasulullah segera ambil momentum, “berikan tanganmu, akan aku baiat engkau masuk Islam.” Dhimad pun dengan penuh kerelaan bersyahadat dan sejak itu menjadi pribadi yang siap mengemban misi dakwah. 

Dakwah Rasul mengalun lembut lewat kata tertata, bukan teriakan marah minus makna. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Media dan Sumber Belajar

  Media ada di mana-mana, menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita. Sumber belajar juga melimpah di sekitar kita. Pendidik yang baik tidak akan kekurangan media dan sumber belajar, meskipun tidak ada proyektor, papan tulis, buku dsb. Seluruh alam ini dapat menjadi media dan sumber belajar. “Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan? Dan langit, bagaimana ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ditegakkan?” Allah menyuruh kita untuk belajar dari unta dan gunung serta makhluk lainnya. Bahkan, ketika Rasulullah mendapat perintah membaca ( iqra’ ) di Gua Hira, beliau tidak disodori buku atau kitab, artinya bahan bacaan itu bisa beraneka termasuk kondisi masyarakat Makkah yang terlihat jelas dari mulut gua. Seorang pendidik haruslah kreatif menemukan dan memanfaatkan segala hal di sekitarnya sebagai media dan sumber belajar. Pemanfaatan hal-hal yang dekat dengan pendidik dan peserta didik akan membuat pembelajaran menjadi lebih luwes dan tidak terkesan dip...

Perkara Payudara

  ما حكم لبس النساء حمالات الثدي ؟ لبس حمالات الثدي يحدده، ويجعل النساء كواعب، فتكون بذلك مثار فتنة، فلا يجوز لها أن تظهر به أمام الرجال الأجانب منها . “ Apa hukum memakai BH bagi perempuan? Jawaban Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa Arab Saudi : Memakai BH mengakibatkan bentuk payudara menjadi tampak dan membuat para perempuan tampak lebih muda sehingga mereka menjadi sumber fitnah. Oleh karena itu, mereka tidak boleh memakainya di hadapan para lelaki yang bukan mahramnya .” Fatwa ini rasa-rasanya hanya mengandalkan sudut pandang laki-laki yang kurang mengerti serba-serbi per-BH-an, tapi saya tidak ingin mengulas sisi itu. Saya sudah pernah menulis tentang sejarah kutang, kali ini saya ingin membahas tentang isinya: payudara. Sekian lama saya berpikir kenapa laki-laki normal menyukai payudara. Secara ilmiah melihat payudara terbukti membuat laki-laki menjadi tenang dan bahagia, artinya ini bukan hanya soal seks. Sejumlah riset juga membuktikan bahwa hal pertama yang dili...

Pencil, Penis Kecil

  Aristophanes, penulis drama masa Yunani Kuno menggambarkan ciri-ciri pria ideal sebagai “dada yang berkilau, kulit cerah, bahu lebar, lidah kecil, bokong kuat, dan penis kecil”. Patung-patung pria Yunani yang kita lihat di internet nampaknya memvalidasi ucapan Aristophanes, penis mereka imut! Bagi orang-orang Yunani Kuno penis kecil adalah penanda seseorang tidak dikalahkan oleh nafsunya. Itulah sebabnya patung dewa atau pahlawan memiliki penis yang kecil dan tidak ereksi. Penis besar adalah milik orang-orang bodoh yang logikanya dikalahkan oleh nafsu syahwat. Satyr sing manusia setengah kambing yang suka mabuk adalah salah satu yang divisualisasikan memiliki penis besar. Perkara penis pernah jadi tema penting di beberapa peradaban. Britania Raya era Victoria pernah dirisaukan bukan karena ukuran penis mereka tapi karena warganya yang hobi mengocok penis alias onani. Onani nampaknya memang dibenci banyak pihak. Injil pun menceritakan kebencian tuhan kepada Onan yang membuang-bu...

Membaca Buku

Saya tidak suka membaca buku, kecuali nemuin buku yang benar-benar klik dengan selera saya. Semua orang barangkali sama, semua bisa suka membaca asalkan ketemu buku yang tepat. Satu-satunya cara untuk menemukan buku yang tepat tentu saja dengan terus membaca.  Membaca mestinya bukan pilihan tapi keharusan. Perintah pertama dalam agama adalah “bacalah!” Benci membaca itu kriminal. Kata Joseph Brodsky, “Ada kejahatan yang lebih kejam daripada membakar buku. Salah satunya adalah tidak membacanya.”  Sempatkan waktu untuk membaca, jangan membaca hanya jika sempat. Tingkat literasi masyarakat NKRI harga mati adalah 0.001, artinya dari 1000 orang hanya ada satu yang minat membaca. Rata-rata warga Indonesia hanya membaca 0-1 buku setahun, bandingkan dengan warga Jepang yang rata-rata membaca 10-15 buku atau warga Amerika yang membaca 10-20 buku. Bangsa Yahudi jadi digdaya juga lantaran sadar pentingnya membaca. Orang-orang Yahudi dituntut belajar membaca dan menulis setelah Yerusalem ...

Keajaiban

Aku punya hidup yang biasa saja. Bagi orang lain mungkin begitu tapi bagiku tidak. Ini adalah hidup penuh keajaiban. Aku mengetik cerita ini sambil menikmati camilan yang baru saja diantar ke ruang kerjaku. Kepalaku memang agak nyut-nyutan karena baru saja menuntaskan koreksian. Sakit yang tak seberapa, tak ada apa-apanya dibanding kerja keras orang tuaku menafkahi aku. Aku lahir di keluarga yang sederhana karena terpaksa. Sewaktu kecil kami sering makan olahan nasi sisa karena tak ada cukup beras untuk dimakan. Bapakku sering hanya makan umbi-umbian yang ditanam sendiri. Ibuku kadang harus menjual isi rumah agar aku bisa berangkat sekolah. Aku menjalani hidup dengan mencemooh mimpi-mimpi besar, menganggapnya omong kosong. Takdirku adalah menjadi masyarakat agraris yang kampungnya tidak pernah mencium aspal. Masa depanku akan biasa-biasa saja, seperti keluargaku atau tetanggaku. Pikirku akan begitu. Dulu aku memimpikan punya rumah tingkat seperti yang sering kulihat saat sepedaan ke se...