Abbad tak beranjak dari shalatnya. Dua anak panah lagi melesat tepat mengenai dirinya, namun ia belum rela mengakhiri ibadahnya. Setelah dengan khusyuk menyempurnakan shalatnya hingga salam, barulah ia membangunkan rekannya. Rekannya terkejut melihat kondisi Abbad, “Subhanallah, kenapa kau tak membangunkanku?” Abbad menjawab, “Pada saat itu aku sedang membaca surah yang aku tidak ingin memutuskannya. Wallahi, andai tidak akan menyia-nyiakan pos penjagaan yang ditugaskan Rasulullah kepadaku untuk kujaga, sungguh aku lebih suka mati daripada memutus bacaan ayat-ayat yang sedang kubaca itu.”
Ada tiga fitnah (ujian) besar yang pernah menimpa umat Islam sepeninggal Rasulullah. Pertama, pembunuhan Utsman bin Affan. Ini adalah pemantik awal lahirnya perang saudara berkepanjangan. Kedua, Perang Jamal antara Aisyah binti Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib. Perang ini dikabarkan menelan korban hingga delapan belas ribu shahabat. Fitnah ketiga, konflik al-Walid II dan Yazid III. Ujung dari konflik tersebut adalah naiknya Marwan II yang merupakan khalifah terakhir Bani Umayyah. Pemerintahan Marwan II dikudeta oleh pasukan Abul Abbas As-Saffah dan Abu Muslim Al-Khurasani. Sesuai namanya, Abul Abbas adalah sosok yang kejam sesuai gelarnya yang berarti “penumpah darah”. Daftar kekejamannya bisa dibaca di bukunya Hamka, Sejarah Umat Islam, atau dalam kitab-kitab klasik tentang sejarah Islam. Ibnu Atsir, misalnya, menceritakan bahwa Abul Abbas pernah makan malam di atas mayat-mayat anggota Bani Umayyah. Bani Umayyah memang dibabat habis saat Abbasiyah didirikan, bahkan kuburan keraj
Komentar
Posting Komentar