Suatu ketika datang seorang lelaki miskin kepada Nabi shallahu ‘alahi wa sallam. Dengan wajah sumringah ia mendekat. “Ya Rasulallah terimalah hadiah kecil dariku,” katanya sembari menyerahkan segenggam buah anggur. Nabi menerima hadiah itu dengan akhlak yang menyenangkan si pemberi. Syahdan, Beliau mulai menikmati butir anggur pertama, si lelaki miskin semakin sumringah sementara para shahabat yang ada di majlis tersebut berharap Nabi mengajak mereka turut makan. Butir kedua Beliau kunyah, tapi taka ada tanda-tanda untuk berbagi dengan para shahabat. Tiga, empat, lima hingga akhirnya semua anggur beliau habiskan sendirian. Si lelaki miskin kemudian undur diri dengan segala suka citanya.
Nabi menghadapkan pandangannya kepada para shahabat yang nampaknya masih heran dengan sikap Nabi yang tak biasa. “Ya Rasulallah, kenapa engkau memakan semua anggur itu sendiri dan sama sekali tidak menawarkan untuk salah satu dari kami,” kata seorang shahabat. “Aku memakan semua buah anggur itu karena rasanya masam. Jika aku menawarkannya kepada kalian, aku khawatir saat kalian memakannya wajah kalian akan menampakkan ekspresi tidak suka pada anggur itu,” kurang lebih demikian sabda Rasul. “…lebih baik aku memakan semuanya dan menyenangkan si pemberi.”
Aristophanes, penulis drama masa Yunani Kuno menggambarkan ciri-ciri pria ideal sebagai “dada yang berkilau, kulit cerah, bahu lebar, lidah kecil, bokong kuat, dan penis kecil”. Patung-patung pria Yunani yang kita lihat di internet nampaknya memvalidasi ucapan Aristophanes, penis mereka imut! Bagi orang-orang Yunani Kuno penis kecil adalah penanda seseorang tidak dikalahkan oleh nafsunya. Itulah sebabnya patung dewa atau pahlawan memiliki penis yang kecil dan tidak ereksi. Penis besar adalah milik orang-orang bodoh yang logikanya dikalahkan oleh nafsu syahwat. Satyr sing manusia setengah kambing yang suka mabuk adalah salah satu yang divisualisasikan memiliki penis besar. Perkara penis pernah jadi tema penting di beberapa peradaban. Britania Raya era Victoria pernah dirisaukan bukan karena ukuran penis mereka tapi karena warganya yang hobi mengocok penis alias onani. Onani nampaknya memang dibenci banyak pihak. Injil pun menceritakan kebencian tuhan kepada Onan yang membuang-buang
Komentar
Posting Komentar